Minggu, 26 Desember 2010

Kebudayaan Masyarakat Sumatera Selatan



Sumatera Selatan di kenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini di abad VII – XII Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yakni Keajaan Sriwijaya. Pengaruhnya bahkan sampai ke Formosoa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika.

Di provinsi yang amat sangat terkenal dengan kain songket dan kain pelanginya ini terdapat 12 jenis bahasa daerah dan delapan suku, di antaranya dominan adalah Suku Palembang, Suku Komering, Suku Ranau, dan Suku Semendo. Untuk menjaga keragaman ini tetap berada dalam harmoni, pemerintah lokal membuat peraturan daerah yang bertujuan untuk mengelola kebudayaan yang ada. Peraturan ini mencakup pemeliharaan bahasa, sastra serta aksara daerah, pemeliharann kesenian, pengelolaan kepurbakalaan kesejarahan serta nilai tradisional dan museum. Pariwisata Sumatera Selatan bahkan dalam koridor peraturan daerah in, agar pariwisata di sana tetap berbasis kebudayaan Sumatera Selatan di satu sisi dan bernilai ekonomi tinggi di sisi yang lain.

Masyarakat Sumatera Selatan umumnya hidup rukun dan agamis. Selama periode 2004 – 2006, misalnya, tidak terdapat catatan buruk tentang konflik antar kelompok atau antarsuku tertentu. Kendati demikian, sebagai langkah preventif pemerintah harus berupaya menggalang kerukunan diantara masyarakatnya dengan menghadirkan tokoh agama terkenal, dan lain sebagainya. Di berbagai forum semacam itulah pemerintah menekankan pentingnya harmoni dan stabilitas demi kelanjutan pembangunan.

Salah satu hasil kerajinan dari masyarakat  Sumatera Selatan adalah :
Sewet Songket



Sewet Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan kemban atau selendang. Bahan sewet songket ini ditenun secara teliti dengan mengunakan bahan benang Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain  Sewet Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan kemban atau selendang. Bahan sewet songket ini ditenun secara teliti dengan mengunakan bahan benang Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain. Oleh karena itu sewet songket ini dibuat dengan bahan halus dan seni yang tinggi maka harganya cukup mahal. Biasanya dipakai pada waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan. Pakaian songke lengkap yang dikenakan oleh pengaten, biasanya dengan Aesan Gede (kebesaran) Aesan Pengganggon (Paksangko) Aesan. Selendang Mantri Aesan Gandek (Gandik) dan sebagainya.    
Macam-macam Kain Songket:
  • Songket benang mas Lepus dan warna-warni
  • Songket benang mas Lepus Biasa
  • Songket benang mas Lepus Jando Beraes (Hijau,merah dan Kuning)
  • Songket benang Jando Penganten (Hijau dan Merah)
  • Songket benang emas Bungo Inten
  • Songket benang emas Tretes Midar atau Bidar
  • Songket benang emas pulir Biru
  • Songket emas Kembang Siku Hijau
  • Songket benang emas Bungo Cino
  • Songket benang Pacik
  • Songket benang emas Cukitan
Sewet Tanjung    Sewet tajung adalah kain yang khusus di pakai untuk laki-laki kalau wanita ada kain Tajung khususnya pula yang disebut dengan kain Tajung Blongsong sedangkan kain Tajung khusus untuk pria adalah yang disebut dengan Gebeng dan ada lagi yang disebut dengan Tajung Rumpak atau Tajung Bumpak.Sewet Sewet Tajung dalam pembuatannya memakai benang emas walau tak penuh. Macam-macam Sewet Tajung adalah:
  • Limar
  • Limar PatutPetak-petak berwarna (Merah, Kuning, Biru, abu-abu dan lain sebagainya
  • Gerbik
  • Blongsong (khusus wanita)

Sewet Pelangi dan Jumputan
Kain pelangi ini sangat beraneka ragam dan sangat indah. Bahannya pun dari benang kain sutra serta cat khusus yang tidak luntur. Pembuatannya tetap secara tradisional.
Sewet pelangi permukaannya licin dan halus serta bias dikepal dengan tangan sedangkan kain atau sewet Jumputan itu bunga-bunganya tampak seperti di jemput-jemput dengan benang sewaktu perebusan sehingga selesainya menjadi indah dan bagus.
Sewet Peradan    Sewet Peradan disebut juga Sewet Prada kain yang sudah jadi kemudian di Prada dengan cat emas yang khusus untuk mengecat kain. Biasanya kain yang di prada adalah kain yang bagus baik bahan maupun motifnya.   
Sewet Batik Palembang  Selain kain-kain yang tersebut diatas ada juga kain batik. Batik Palembang mempunyai cirri ; khusus dengan motif yang halus dan warnanya yang magis. Sewet Batik Palembang yang terkenal adalah Sewet Batik Jepri dan Batik Lasem.
Seni Ukir         
Dalam pola atau bentuk ukiran kayu, dua elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari penjelmaan sesuatu pola khususnya dalam motif dan tehnik penyusunan selain berpungsi sebagai nilai artistik dan Ventilasi (Lobang Angin) juga mempunyai fungsi bermakna filsofi Seperti kita temui di bangunan-bangunan lama rumah Palembang dan bangunan lainnya banyak ditemui ukiran-ukiran kayu yang indah dan menarik sengga menampakan keanggunan dan keagungan budaya negeri dan masyarakat pembuatnya. Seni ukir Palembang memiliki motif khusus yang berbeda dengan daerah lain. Pengaruh Cina atau Budha masih menonjol, namun guratannya lebih didominasi tumbuhan, bunga melati dan teratai serta tidak ada gambaran tentang manusia atau hewan. Ciri ukiran Palembang sangat khas.  Semua motifnya bunga dan perwarnannya pun di dominasi warna kuning keemasan, warna dominan dalam ukiran Palembang. Kemilau warna yang dihasilkan dari cat warna emas inilah yang membedakannya dengan ukiran daerah lain, seperti misalnya dari Jepara. Badan lemari, daun pintu, tutup Aquarium atau bingkai cermin dan foto, misalnya selalu disaput cat warna emas. Sementara bagian lainnya dilapisi warna merah tua dan hitam. Gambar bunga mawar dengan warna hitam makin menonjolkan penampilan ukiran kayu Palembang. Biasanya jenis kayu yang dipakai untuk mengukir pun harus lah jenis kayu tembesu yang keras dan kuat. Padahal dulu, ukiran Palembang hanya terbatas pada lemari yang fungsinya untuk menaruh kain songket. Bahan yang dipergunakan umumnya kayu berkualitas tinggi, terutama tembesu dan sejenisnya.    
  Rumah Adat Sumatera Selatan          
Pakaian Adat Sumatera Selatan      
Makanan Khas
Pempek  
 
Kerupuk Kemplang  
 
Tekwan  
 
    Lenggang        




Pertumbuhan Penduduk Indonesia


Sensus Penduduk Indonesia 2010 (disingkat SP2010) adalah sebuah sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tanggal 1 Mei - 15 Juni 2010. Awalnya sensus ditargetkan selesai pada 31 Mei 2010. Namun pada tanggal 31 Mei 2010, BPS memperpanjang waktu sensus penduduk Indonesia sampai tanggal 15 Juni 2010. Ada beberapa daerah yang sudah menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15 Juni. Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni 2010.

Ini adalah sensus penduduk ke-6 setelah Indonesia merdeka. Sensus ini menggunakan teknologi Intelliegent Character Recongnitional Optical Mark Reader (ICR/OMR). Dalam sensus ini akan diajukan 43 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga.

Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun. BPS memperhitungkan biaya Sensus Penduduk 2010 hanya 1,5 dolar AS per jiwa dibandingkan dengan biaya sensus Amerika Serikat yang mencapai 3 dolar AS per jiwa. BPS mengerahkan 700.000 tenaga pencacah.Dalam sensus ini, BPS hanya akan mencacah penduduk yang sudah menetap di dalam negeri (menetap lebih dari 6 bulan; kecuali diplomat asing)

BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang.Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 agustus 2010 di sidang paripurna DPR.

sumber : file:///C:/Users/Dian_Ulumia/Documents/buku%27Q/ISD%202/Sensus_Penduduk_Indonesia_2010.htm


 Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut :

a. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa

Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah pendudukditentukan oleh :

a. Angka kelahiran;
b. Angka kematian;
c. Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari luar negeri ke dalamnegeri.
5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara.

Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan program transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah :

1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.
2. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.
3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah provinsi.
4. Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena bencana alam.
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.

Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan program Keluarga Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Ternyata program KB di Indonesia berhasil sangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk mengatasi masalah kependudukan.



Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1  juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.

Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata.  Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase  penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5  persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama.  Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk (Tabel 3.1). 

Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025

Propinsi 2000 2005 2010 2015 2020 2025
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 3,929.3 4,037.9 4,112.2 4,166.3 4,196.5 4,196.3
12. SUMATERA UTARA 11,642.6 12,452.8 13,217.6 13,923.6 14,549.6 15,059.3
13. SUMATERA BARAT 4,248.5 4,402.1 4,535.3 4,693.4 4,785.4 4,846.0
14. RIAU 4,948.0 6,108.4 7,469.4 8,997.7 10,692.8 12,571.3
15. JAMBI 2,407.2 2,657.3 2,911.7 3,164.8 3,409.0 3,636.8
16. SUMATERA SELATAN 6,210.8 6,755.9 7,306.3 7,840.1 8,369.6 8,875.8
17. BENGKULU 1,455.5 1,617.4 1,784.5 1,955.4 2,125.8 2,291.6
18. LAMPUNG 6,730.8 7,291.3 7,843.0 8,377.4 8,881.0 9,330.0
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 900.0 971.5 1,044.7 1,116.4 1,183.0 1,240.0
31. DKI JAKARTA 8,361.0 8,699.6 8,981.2 9,168.5 9,262.6 9,259.9
32. JAWA BARAT 35,724.0 39,066.7 42,555.3 46,073.8 49,512.1 52,740.8
33. JAWA TENGAH 31,223.0 31,887.2 32,451.6 32,882.7 33,138.9 33,152.8
34. D I YOGYAKARTA 3,121.1 3,280.2 3,439.0 3,580.3 3,694.7 3,776.5
35. JAWA TIMUR 34,766.0 35,550.4 36,269.5 36,840.4 37,183.0 37,194.5
36. BANTEN 8,098.1 9,309.0 10,661.1 12,140.0 13,717.6 15,343.5
51. B A L I 3,150.0 3,378.5 3,596.7 3,792.6 3,967.7 4,122.1
52. NUSA TENGGARA BARAT 4,008.6 4,355.5 4,701.1 5,040.8 5,367.7 5,671.6
53. NUSA TENGGARA TIMUR 3,823.1 4,127.3 4,417.6 4,694.9 4,957.6 5,194.8
61. KALIMANTAN BARAT 4,016.2 4,394.3 4,771.5 5,142.5 5,493.6 5,809.1
62. KALIMANTAN TENGAH 1,855.6 2,137.9 2,439.9 2,757.2 3,085.8 3,414.4
63. KALIMANTAN SELATAN 2,984.0 3,240.1 3,503.3 3,767.8 4,023.9 4,258.0
64. KALIMANTAN TIMUR 2,451.9 2,810.9 3,191.0 3,587.9 3,995.6 4,400.4
71. SULAWESI UTARA 2,000.9 2,141.9 2,277.2 2,402.8 2,517.2 2,615.5
72. SULAWESI TENGAH 2,176.0 2,404.0 2,640.5 2,884.2 3,131.2 3,372.2
73. SULAWESI SELATAN 8,050.8 8,493.7 8,926.6 9,339.9 9,715.1 10,023.6
74. SULAWESI TENGGARA 1,820.3 2,085.9 2,363.9 2,653.0 2,949.6 3,246.5
75. GORONTALO 833.5 872.2 906.9 937.5 962.4 979.4
81. M A L U K U 1,166.3 1,266.2 1,369.4 1,478.3 1,589.7 1,698.8
82. MALUKU UTARA 815.1 890.2 969.5 1,052.7 1,135.5 1,215.2
94. PAPUA 2,213.8 2,518.4 2,819.9 3,119.5 3,410.8 3,682.5

Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam pula.  Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara

Tabel 3.2. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat dari asumsi migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama periode proyeksi dianggap sama dengan pola migrasi periode 1995-2000, terutama untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode 1995-2000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi pengirim migran lainnya.

Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025

Propinsi 2000-2005 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 0.55 0.37 0.26 0.14 -0.00
12. SUMATERA UTARA 1.35 1.20 1.05 0.88 0.69
13. SUMATERA BARAT 0.71 0.60 0.69 0.39 0.25
14. RIAU 4.30 4.11 3.79 3.51 3.29
15. JAMBI 2.00 1.85 1.68 1.50 1.30
16. SUMATERA SELATAN 1.70 1.58 1.42 1.32 1.18
17. BENGKULU 2.13 1.99 1.85 1.69 1.51
18. LAMPUNG 1.61 1.47 1.33 1.17 0.99
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1.54 1.46 1.34 1.17 0.95
31. DKI JAKARTA 0.80 0.64 0.41 0.20 -0.01
32. JAWA BARAT 1.81 1.73 1.60 1.45 1.27
33. JAWA TENGAH 0.42 0.35 0.26 0.16 0.01
34. D I YOGYAKARTA 1.00 0.95 0.81 0.63 0.44
35. JAWA TIMUR 0.45 0.40 0.31 0.19 0.01
36. BANTEN 2.83 2.75 2.63 2.47 2.27
51. B A L I 1.41 1.26 1.07 0.91 0.77
52. NUSA TENGGARA BARAT 1.67 1.54 1.41 1.26 1.11
53. NUSA TENGGARA TIMUR 1.54 1.37 1.23 1.09 0.94
61. KALIMANTAN BARAT 1.82 1.66 1.51 1.33 1.12
62. KALIMANTAN TENGAH 2.87 2.68 2.48 2.28 2.04
63. KALIMANTAN SELATAN 1.66 1.57 1.47 1.32 1.14
64. KALIMANTAN TIMUR 2.77 2.57 2.37 2.18 1.95
71. SULAWESI UTARA 1.37 1.23 1.08 0.93 0.77
72. SULAWESI TENGAH 2.01 1.89 1.78 1.66 1.49
73. SULAWESI SELATAN 1.08 1.00 0.91 0.79 0.63
74. SULAWESI TENGGARA 2.76 2.53 2.33 2.14 1.94
75. GORONTALO 0.91 0.78 0.67 0.53 0.35
81. M A L U K U 1.66 1.58 1.54 1.46 1.34
82. MALUKU UTARA 1.78 1.72 1.66 1.53 1.37
94. PAPUA 2.61 2.29 2.04 1.80 1.54
 


Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.

Distribusi penduduk Indonesia:

Pulau                           Persentase
Pulau Jawa 58%
Pulau Sumatra 21%
Pulau Sulawesi 7%
Pulau Kalimantan 6%
Bali dan Nusa Tenggara 6%
Papua dan Maluku 3%

Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah 43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang.

Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km². Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km². Provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km².


Pertumbuhan Penduduk Berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk khususnya juga berpengaruh terhadap kondisi sosia ekonomi suatu daerah / negara bahkan dunia pd umumnya. Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di suatu daerah, sbb: Kematian, ada beberapa tingkat kematian:
 
1. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate / CDR)

banyaknya orang yg meninggl dalam satu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
CDR = D/Pm K
D = Jumlah kematian
Pm = Jumlah penduduk pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000
Pm = 1⁄2 (P1 + P2)
Pm = P1 + ((P2-P1))/2
Pm = P2 - ((P2-P1))/2
Pm = Jumlah penduduk pertengahan tahun
P1 = Jumlah penduduk pada awal tahun
P2 = Jumlah penduduk pada akhir tahun

2.Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)

Tingkat kematian dipengaruhi bebrapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
ASDR = D/Pm K
Di = Kematian penduduk kelompok umur i
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur i
K = Konstanta = 1000

Fertilitas (Kelahiran Hidup)

Alasan pengukuran fertilitas tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas:
  • Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup.
  • Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali ) .
  • Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja.
Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan:
  1. Facundity (Kesuburan) : kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
  2. Fertility (Fertilitas) : Jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita.
  • Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate / CBR)
Adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut.
CBR = (Jumlah lahir hidup)/(Jumlah penduduk pada pertengahan tahun) X 1000Atau
BCDR = B/Pm K
B = Jumlah Kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu.
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahunK = Konstanta = 1000
  • General Fertility Rate (GFR) / Angka Kelahiran Umum
adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara 15 – 44 tahun atau antara 15 – 49 tahun.
Rumus:GFR = B/FmK
B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada suatu tahun tertentu
Fm = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000.
  • Age Spesific Fertility Rate (ASFR) / Tingkat Kelahiran Khusus
ASFR menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15 – 49 tahun.
ASFRi = Bi/Fmi K
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun.
Fmi = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur i.
K = Konstanta = 1000.

sumber : http://isd2009.blogspot.com/2009/11/bab-2-ilmu-sosial-dasar.html

Pertumbuhan Penduduk Dunia

Menurut Carl Hub (1999: World Pupulation Data Sheet) 98 % peningkatan jumlah penduduk dunia terjadi di negara-negara berkembang. Tingkat kelahiran di negara berkembang umumnya masih tinggi.




Tahukah anda berapa jumlah penduduk dunia saat sekarang? Menurut catatan Geohive (sebuah situs statisik kependudukan dunia) jumlah penduduk yang menghuni permukaan dunia hingga tanggal 30 Januari 2007 berjumlah 6.647.186.407 (enam milyar enam ratus empat puluh tujuh juta seratus delapan puluh enam ribu empat ratus tujuh) jiwa. Dan kita negara Indonesia berada di urutan ke-4 penduduk terbanyak dunia setelah Cina, India dan Amerika dengan jumlah penduduk sebanyak 236.355.303 jiwa. Berikut lima besar negera dengan penduduk terbanyak di dunia:

1. China 1,326,526,463
2. India 1,140,455,260
3. USA 302,711,006
4. Indonesia 236,355,303
5. Brazil 191,128,347  


Rangking Negara Luas Negara (KM) Prediksi
Jumlah Penduduk
per 6 Maret 2009
  World 510,072,000 6,759,596,742
1 China 9,596,960 1,335,705,906
2 India 3,287,590 1,160,254,802
3 United States of America 9,826,630 305,640,105
4 Indonesia 1,919,440 239,400,901
5 Brazil 8,511,965 197,974,204
6 Pakistan 803,940 175,137,597
7 Bangladesh 144,000 155,647,897
8 Nigeria 923,768 148,259,511
9 Russia 17,075,200 140,250,778
10 Japan 377,835 127,168,685
11 Mexico 1,972,550 110,805,141
12 Philippines 300,000 97,355,952
13 Vietnam 329,560 86,693,494
14 Ethiopia 1,127,127 84,339,035
15 Egypt 1,001,450 82,643,608
16 Germany 357,021 82,345,026
17 Turkey 780,580 72,385,640
18 Congo, Dem. Rep. of the 2,345,410 67,971,066
19 Iran 1,648,000 66,228,286
20 Thailand 514,000 65,776,945
21 France 643,427 64,306,614
22 United Kingdom 244,820 61,057,739
23 Italy 301,230 58,137,844
24 South Africa 1,219,912 49,056,094
25 Korea, South 98,480 48,467,460
26 Burma (Myanmar) 678,500 48,016,728
27 Ukraine 603,700 45,791,665
28 Colombia 1,138,910 45,441,653
29 Sudan 2,505,810 40,799,252
30 Tanzania 945,087 40,777,008
31 Argentina 2,766,890 40,774,575
32 Spain 504,782 40,517,357
33 Kenya 582,650 38,662,200
34 Poland 312,685 38,488,972
35 Morocco 446,550 34,692,989
36 Algeria 2,381,740 34,045,953
37 Canada 9,984,670 33,399,242
38 Afghanistan 647,500 33,320,152
39 Uganda 236,040 32,132,784
40 Nepal 147,181 29,937,610
41 Peru 1,285,220 29,430,503
42 Iraq 437,072 28,710,461
43 Saudi Arabia 2,149,690 28,518,838
44 Uzbekistan 447,400 27,523,597
45 Venezuela 912,050 26,682,587
46 Malaysia 329,750 25,572,072
47 Ghana 239,460 23,687,924
48 Korea, North 120,540 23,595,392
49 Yemen 527,970 23,552,217
50 Taiwan 35,980 22,957,862
sumber: GeoHive Online

sumber : http://sitaro.wordpress.com/2009/02/18/jumlah-penduduk-dunia-2009/

sumber : www.scribd.com/doc/6905049/Negara-Maju-Dan-Berkembang