Sensus Penduduk Indonesia 2010 (disingkat SP2010) adalah sebuah sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tanggal 1 Mei - 15 Juni 2010. Awalnya sensus ditargetkan selesai pada 31 Mei 2010. Namun pada tanggal 31 Mei 2010, BPS memperpanjang waktu sensus penduduk Indonesia sampai tanggal 15 Juni 2010. Ada beberapa daerah yang sudah menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15 Juni. Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni 2010.
Ini adalah sensus penduduk ke-6 setelah Indonesia merdeka. Sensus ini menggunakan teknologi Intelliegent Character Recongnitional Optical Mark Reader (ICR/OMR). Dalam sensus ini akan diajukan 43 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga.
Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun. BPS memperhitungkan biaya Sensus Penduduk 2010 hanya 1,5 dolar AS per jiwa dibandingkan dengan biaya sensus Amerika Serikat yang mencapai 3 dolar AS per jiwa. BPS mengerahkan 700.000 tenaga pencacah.Dalam sensus ini, BPS hanya akan mencacah penduduk yang sudah menetap di dalam negeri (menetap lebih dari 6 bulan; kecuali diplomat asing)
BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang.Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 agustus 2010 di sidang paripurna DPR.
sumber : file:///C:/Users/Dian_Ulumia/Documents/buku%27Q/ISD%202/Sensus_Penduduk_Indonesia_2010.htm
Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut :
a. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah pendudukditentukan oleh :
a. Angka kelahiran;
b. Angka kematian;
c. Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari luar negeri ke dalamnegeri.
5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara.
Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan program transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah :
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.
2. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.
3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah provinsi.
4. Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena bencana alam.
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.
2. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.
3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah provinsi.
4. Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena bencana alam.
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.
Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan program Keluarga Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Ternyata program KB di Indonesia berhasil sangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk mengatasi masalah kependudukan.
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata. Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama. Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk (Tabel 3.1).
Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi | 2000 | 2005 | 2010 | 2015 | 2020 | 2025 |
---|---|---|---|---|---|---|
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | (7) |
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM | 3,929.3 | 4,037.9 | 4,112.2 | 4,166.3 | 4,196.5 | 4,196.3 |
12. SUMATERA UTARA | 11,642.6 | 12,452.8 | 13,217.6 | 13,923.6 | 14,549.6 | 15,059.3 |
13. SUMATERA BARAT | 4,248.5 | 4,402.1 | 4,535.3 | 4,693.4 | 4,785.4 | 4,846.0 |
14. RIAU | 4,948.0 | 6,108.4 | 7,469.4 | 8,997.7 | 10,692.8 | 12,571.3 |
15. JAMBI | 2,407.2 | 2,657.3 | 2,911.7 | 3,164.8 | 3,409.0 | 3,636.8 |
16. SUMATERA SELATAN | 6,210.8 | 6,755.9 | 7,306.3 | 7,840.1 | 8,369.6 | 8,875.8 |
17. BENGKULU | 1,455.5 | 1,617.4 | 1,784.5 | 1,955.4 | 2,125.8 | 2,291.6 |
18. LAMPUNG | 6,730.8 | 7,291.3 | 7,843.0 | 8,377.4 | 8,881.0 | 9,330.0 |
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG | 900.0 | 971.5 | 1,044.7 | 1,116.4 | 1,183.0 | 1,240.0 |
31. DKI JAKARTA | 8,361.0 | 8,699.6 | 8,981.2 | 9,168.5 | 9,262.6 | 9,259.9 |
32. JAWA BARAT | 35,724.0 | 39,066.7 | 42,555.3 | 46,073.8 | 49,512.1 | 52,740.8 |
33. JAWA TENGAH | 31,223.0 | 31,887.2 | 32,451.6 | 32,882.7 | 33,138.9 | 33,152.8 |
34. D I YOGYAKARTA | 3,121.1 | 3,280.2 | 3,439.0 | 3,580.3 | 3,694.7 | 3,776.5 |
35. JAWA TIMUR | 34,766.0 | 35,550.4 | 36,269.5 | 36,840.4 | 37,183.0 | 37,194.5 |
36. BANTEN | 8,098.1 | 9,309.0 | 10,661.1 | 12,140.0 | 13,717.6 | 15,343.5 |
51. B A L I | 3,150.0 | 3,378.5 | 3,596.7 | 3,792.6 | 3,967.7 | 4,122.1 |
52. NUSA TENGGARA BARAT | 4,008.6 | 4,355.5 | 4,701.1 | 5,040.8 | 5,367.7 | 5,671.6 |
53. NUSA TENGGARA TIMUR | 3,823.1 | 4,127.3 | 4,417.6 | 4,694.9 | 4,957.6 | 5,194.8 |
61. KALIMANTAN BARAT | 4,016.2 | 4,394.3 | 4,771.5 | 5,142.5 | 5,493.6 | 5,809.1 |
62. KALIMANTAN TENGAH | 1,855.6 | 2,137.9 | 2,439.9 | 2,757.2 | 3,085.8 | 3,414.4 |
63. KALIMANTAN SELATAN | 2,984.0 | 3,240.1 | 3,503.3 | 3,767.8 | 4,023.9 | 4,258.0 |
64. KALIMANTAN TIMUR | 2,451.9 | 2,810.9 | 3,191.0 | 3,587.9 | 3,995.6 | 4,400.4 |
71. SULAWESI UTARA | 2,000.9 | 2,141.9 | 2,277.2 | 2,402.8 | 2,517.2 | 2,615.5 |
72. SULAWESI TENGAH | 2,176.0 | 2,404.0 | 2,640.5 | 2,884.2 | 3,131.2 | 3,372.2 |
73. SULAWESI SELATAN | 8,050.8 | 8,493.7 | 8,926.6 | 9,339.9 | 9,715.1 | 10,023.6 |
74. SULAWESI TENGGARA | 1,820.3 | 2,085.9 | 2,363.9 | 2,653.0 | 2,949.6 | 3,246.5 |
75. GORONTALO | 833.5 | 872.2 | 906.9 | 937.5 | 962.4 | 979.4 |
81. M A L U K U | 1,166.3 | 1,266.2 | 1,369.4 | 1,478.3 | 1,589.7 | 1,698.8 |
82. MALUKU UTARA | 815.1 | 890.2 | 969.5 | 1,052.7 | 1,135.5 | 1,215.2 |
94. PAPUA | 2,213.8 | 2,518.4 | 2,819.9 | 3,119.5 | 3,410.8 | 3,682.5 |
Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam pula. Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara
Tabel 3.2. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat dari asumsi migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama periode proyeksi dianggap sama dengan pola migrasi periode 1995-2000, terutama untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode 1995-2000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi pengirim migran lainnya.
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi | 2000-2005 | 2005-2010 | 2010-2015 | 2015-2020 | 2020-2025 |
---|---|---|---|---|---|
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) |
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM | 0.55 | 0.37 | 0.26 | 0.14 | -0.00 |
12. SUMATERA UTARA | 1.35 | 1.20 | 1.05 | 0.88 | 0.69 |
13. SUMATERA BARAT | 0.71 | 0.60 | 0.69 | 0.39 | 0.25 |
14. RIAU | 4.30 | 4.11 | 3.79 | 3.51 | 3.29 |
15. JAMBI | 2.00 | 1.85 | 1.68 | 1.50 | 1.30 |
16. SUMATERA SELATAN | 1.70 | 1.58 | 1.42 | 1.32 | 1.18 |
17. BENGKULU | 2.13 | 1.99 | 1.85 | 1.69 | 1.51 |
18. LAMPUNG | 1.61 | 1.47 | 1.33 | 1.17 | 0.99 |
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG | 1.54 | 1.46 | 1.34 | 1.17 | 0.95 |
31. DKI JAKARTA | 0.80 | 0.64 | 0.41 | 0.20 | -0.01 |
32. JAWA BARAT | 1.81 | 1.73 | 1.60 | 1.45 | 1.27 |
33. JAWA TENGAH | 0.42 | 0.35 | 0.26 | 0.16 | 0.01 |
34. D I YOGYAKARTA | 1.00 | 0.95 | 0.81 | 0.63 | 0.44 |
35. JAWA TIMUR | 0.45 | 0.40 | 0.31 | 0.19 | 0.01 |
36. BANTEN | 2.83 | 2.75 | 2.63 | 2.47 | 2.27 |
51. B A L I | 1.41 | 1.26 | 1.07 | 0.91 | 0.77 |
52. NUSA TENGGARA BARAT | 1.67 | 1.54 | 1.41 | 1.26 | 1.11 |
53. NUSA TENGGARA TIMUR | 1.54 | 1.37 | 1.23 | 1.09 | 0.94 |
61. KALIMANTAN BARAT | 1.82 | 1.66 | 1.51 | 1.33 | 1.12 |
62. KALIMANTAN TENGAH | 2.87 | 2.68 | 2.48 | 2.28 | 2.04 |
63. KALIMANTAN SELATAN | 1.66 | 1.57 | 1.47 | 1.32 | 1.14 |
64. KALIMANTAN TIMUR | 2.77 | 2.57 | 2.37 | 2.18 | 1.95 |
71. SULAWESI UTARA | 1.37 | 1.23 | 1.08 | 0.93 | 0.77 |
72. SULAWESI TENGAH | 2.01 | 1.89 | 1.78 | 1.66 | 1.49 |
73. SULAWESI SELATAN | 1.08 | 1.00 | 0.91 | 0.79 | 0.63 |
74. SULAWESI TENGGARA | 2.76 | 2.53 | 2.33 | 2.14 | 1.94 |
75. GORONTALO | 0.91 | 0.78 | 0.67 | 0.53 | 0.35 |
81. M A L U K U | 1.66 | 1.58 | 1.54 | 1.46 | 1.34 |
82. MALUKU UTARA | 1.78 | 1.72 | 1.66 | 1.53 | 1.37 |
94. PAPUA | 2.61 | 2.29 | 2.04 | 1.80 | 1.54 |
Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.
Distribusi penduduk Indonesia:
Pulau | Persentase |
---|---|
Pulau Jawa | 58% |
Pulau Sumatra | 21% |
Pulau Sulawesi | 7% |
Pulau Kalimantan | 6% |
Bali dan Nusa Tenggara | 6% |
Papua dan Maluku | 3% |
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah 43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang.
Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km². Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km². Provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km².
Pertumbuhan Penduduk Berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk khususnya juga berpengaruh terhadap kondisi sosia ekonomi suatu daerah / negara bahkan dunia pd umumnya. Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di suatu daerah, sbb: Kematian, ada beberapa tingkat kematian:
1. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate / CDR)
banyaknya orang yg meninggl dalam satu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
CDR = D/Pm K
D = Jumlah kematian
Pm = Jumlah penduduk pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000
Pm = 1⁄2 (P1 + P2)
Pm = P1 + ((P2-P1))/2
Pm = P2 - ((P2-P1))/2
Pm = Jumlah penduduk pertengahan tahun
P1 = Jumlah penduduk pada awal tahun
P2 = Jumlah penduduk pada akhir tahun
2.Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi bebrapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Tingkat kematian dipengaruhi bebrapa faktor, antara lain: umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
ASDR = D/Pm K
Di = Kematian penduduk kelompok umur i
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur i
K = Konstanta = 1000
Fertilitas (Kelahiran Hidup)
Alasan pengukuran fertilitas tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas:
- Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup.
- Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali ) .
- Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan:
- Facundity (Kesuburan) : kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
- Fertility (Fertilitas) : Jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita.
- Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate / CBR)
CBR = (Jumlah lahir hidup)/(Jumlah penduduk pada pertengahan tahun) X 1000Atau
BCDR = B/Pm K
B = Jumlah Kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu.
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahunK = Konstanta = 1000
- General Fertility Rate (GFR) / Angka Kelahiran Umum
Rumus:GFR = B/FmK
B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada suatu tahun tertentu
Fm = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000.
- Age Spesific Fertility Rate (ASFR) / Tingkat Kelahiran Khusus
ASFRi = Bi/Fmi K
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun.
Fmi = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur i.
K = Konstanta = 1000.
sumber : http://isd2009.blogspot.com/2009/11/bab-2-ilmu-sosial-dasar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar