Definisi
Teori Pengambilan Keputusan
Dengan
demikian pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai
alternatif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu
alternatif terbaik guna menjawab masalah atau menyelesaikan konflik
(pertentangan). Proses penurunan suatu keputusan mengandung empat unsur :
(1)
Model : Model menunjukkan gambaran suatu rnasalah secara kuantitatif atau
kualitatif .
(2)
Kriteria: Kriteria yang dirumuskan menunjukkan tujuan dari keputusan yang
diamtril. Jika terdapat beberapa kriteria yang saling bertentangan, maka
pengambilan keputusan harus melalui kompromi (misalnya menambah jasa langganan
dan mengurangi persediaan, maka keputusan mana yang diambil perlu kompromi).
(3)
Pembatas; Faktor-faktor tambahan yang perlu diperhatikan dalam memecahkan
masalah pengambilan keputusan. Misalnya dana yang kurang tersedia.
(4)
Optimalisasi: Apabila masalah keputusan telah
diuraikan dengan sejelas-jelasnya (model), maka
manajer menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa yang
diperbolehkan (pembatas). Pada keadaan ini pengambil keputusan siap untuk
memilih pemecahan yang terbaik atau yang optimum.
Jenis-Jenis
Pengambilan Keputusan
Masalah
dan konflik terdapat di mana-mana. Beberapa di antaranya bersifat
sederhana dan deterministik, sedangkan yang lain bersifat sangat kompleks
dan probabilistik serta dapat menimbulkan pengaruh yang besar. Pengambilan
keputusan dapat bersifat rutin dan memiliki struktur tertentu atau dapat
juga bersifat sangat kompleks dan tidak berstruktur. Terdapat dua jenis
pengambilan keputusan, yaitu :
(1
) Pengambilan keputusan terprogram.
(2)
Pengambilan keputusan tidak terprogram.
1.
Pengambilan keputusan terprogram :
Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu
respons otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin
dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan
yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini
dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan
pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan
keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat
dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu algoritma
untuk membuat keputusan rutin dan otomatik.
Dalam kebanyakan
organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan pengambilan
keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur
pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan
keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas
yang lebih penting.
2.
Pengambilan keputusan tidak terprogram:
menunjukkan proses yang berhubungan dengan
masalah'masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan
jenis ini meliputi proses-proses pengambilan keputusan untuk menjawab
masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini
umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter'parameter yang diketahui dan
kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab
m'asalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan
keputusan, ditambah dengan bantuan sistem infofmasi. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan
fasilitas'fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan
pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan
perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan
yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh
pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan,
administrator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab
masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat
dihubungkan secara langsung kepada mutu informasi yang
mendasari tugas ini.
Pandangan terhadap pengambilan keputusan adalah
bahwa proses ini merupakan proses penggunaan informasi yang rasional,
bukan proses yang emosional, Dalam hal ini, kesukaran-kesukaran dalam
pengambilan keputusan dapat dikaitkan kepada:
(a)
Informasi yang tidak cukup dan
(b)
Maksud dan tujuan yang tidak dispesifikasikan secara jelas.
Pengambil
keputusan mempunyai suatu cara untuk dapat memahami informasi yang
menentukan efisiensi pengolahan informasinya. Pengetahuan seseorang yang lalu
digabungkan dengan kecakapannya mengolah informasi akan menentukan
kesanggupannya untuk mengambil keputusan.
sumber : http://www.slideshare.net/bang_qq/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-organisasi?from=share_email
sumber : http://www.slideshare.net/bang_qq/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-organisasi?from=share_email
Tidak ada komentar:
Posting Komentar